Pages

Sunday, May 6, 2012

Spread the LOVE

Hai, salam manis dari MMT batch 2 GroupM!
Kali ini saya mau share suatu pemikiran personal nih. Tapi aplikatif kok.

Sekarang ini, banyak konsumen yang menjadi skeptis. Kompetisi pasar yang luar biasa ketatnya membuat brand-brand berlomba 'berjualan'. Saya, contohnya, salah satu konsumen yang males duluan kalo dideketin brand. Soalnya, secara otomatis di otak saya terbentuk mindset:

"Oke. Dia lagi jualan dan dia cuma ingin uang saya".

Saya yakin banyak konsumen yang juga merasa seperti itu. Celakanya. Saya berkecimpung di bidang periklanan. I have to work with the brands.

Beberapa waktu lalu, saya melihat video yang membuat saya optimis. Walaupun saya berkerja untuk brand dan  intinya adalah saya harus "berjualan". Saya ingin menyampaikan "CINTA"..


Nilai "CINTA" dari brand itu sendiri. CINTA yang tulus yang membuat konsumen merasakan kehangatanMenjadikan brand tersebut hidup dan memiliki makna bagi konsumennya.

Mungkin posting ini terlihat abstrak dan cliche. Maka, saya ingin mengajak kamu melihat video yang menginspirasi saya..

A video about spreading the love... Enjoy!


Instead of mengundang langsung orang-orang dengan membagikan undangan gratis di jalan-jalan, si pembuat video menyebarkan rasa tulus cintanya terhadap orang-orang Barcelona lewat surat yang disampaikan balon-balon.

Inilah yang harus diingat oleh brand: jika ingin konsumen mencintainya, brand harus mencintai dan benar-benar peduli terhadap konsumennya. Praktisi periklanan lah yang akan membentuk rasa cinta tersebut dan menyampaikan ke hadapan konsumennya.

Saya harap saya dan teman-teman MMT batch 2 GroupM tidak hanya menjadi praktisi yang 'berjualan', melainkan dapat berkomunikasi dan menyentuh hidup konsumen dengan brand-brand yang kami kelola nantinya. Spread the LOVE!

:)

2 comments:

  1. Intinya segala sesuatu dimulai dari kita sendiri. Kita tidak hanya membuat konsumen akan cinta dengan suatu brand tetapi kita memang sudah mencintai dan suka menggunakan brand tsb. Buatlah diri kita sbg brand-holic jika ingin berbagi kepercayaan kpd konsumen

    ReplyDelete
  2. Yes indeed, untuk menyampaikan cinta melalui brand kita harus mengetahui seluk-beluk brand (dan konsumennya). How can we create and communicate the LOVE on behalf of the brand if we do not know or love the brand itself?
    :)
    Dan sebagai tambahan, kegiatan memasarkan ngga melulu harus 'berjualan', tapi akan lebih oke kalo bisa menciptakan emotional bonding

    ReplyDelete